Sabtu, 09 Mei 2009

Analisis perkembangan sektor perekonomian potensial di Kota Bontang Propinsi Kalimantan Timur dalam era implementasi undang-undang otonomi daerah

Analisis perkembangan sektor perekonomian potensial di Kota Bontang Propinsi Kalimantan Timur dalam era implementasi undang-undang otonomi daerah
(oleh: Harimurti Triasdiantomo Pramuji Wibisono)

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kondisi dan perkembangan tingkat perekonomian di salah satu daerah di luar pulau Jawa yaitu Kota Bontang di Propinsi Kalimantan Timur terutama selama masa pemberlakuan (implementasi) Undang – Undang Otonomi Daerah. Kota Bontang sangat identik dengan kota Industri karena memiliki 2 industri pengolahan besar yaitu PT.Pupuk Kalimantan Timur,Tbk dan PT.Badak,Natural Gas Liquified,Co. sehingga penelitian ini menjelaskan tentang perkembangan sektor tersebut dan juga sektor lainnya selama masa implementasi Undang – Undang Otonomi Daerah.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif, menggunakan data sekunder runtut waktu (time series) berupa data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bontang dan Propinsi Kalimantan Timur dari tahun 1999 2003 yang bersumber dari instansi terkait, yaitu Biro Pusat Statistik (BPS) di Kota Bontang dan Propinsi Kalimantan Timur serta dari berbagai literatur lainnya seperti makalah hasil penelitian dan seminar (publikasi), buletin serta studi pustaka lainnya yang erat kaitannya permasalahan utama penelitian ini.

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat diketahui bahwa selama masa implementasi Undang – Undang Otonomi Daerah antara tahun 1999 - 2003 menunjukkan terjadinya ketimpangan perekonomian di Kota Bontang karena hanya memiliki 1 sektor basis saja yaitu industri pengolahan dengan nilai koefisien Location Quotient rata – rata sebesar 6,53 sedangkan sektor yang lain memiliki koefisien dibawah 1. Dari analisis tersebut dapat terlihat ketergantungan yang sangat tinggi terhadap sektor industri pengolahan. Dalam Shift – Share (SS) Klasik diketahui bahwa peningkatan pertumbuhan PDRB Kota Bontang sebesar Rp.567.345,58 juta yang merupakan pengaruh dari pertumbuhan ekonomi propinsi (Nij) sebesar Rp. 591.300,30 juta, pengaruh bauran industri (Mij) minus Rp130.010,82 juta, dan pengaruh keunggulan kompetitif (Cij) sebesar Rp. 106.056,10 juta. Dalam analisis MRP (Model Rasio Pertumbuhan) menunjukkan bahwa Sektor yang menonjol di Kaltim adalah sektor pertanian, sektor pertambangan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor pengangkutan & komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan. Sektor yang menonjol di Kota Bontang adalah sektor pertambangan, sektor listrik, gas & air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel & restoran, sektor pengangkutan & komunikasi, sektor keuangan, persewaan & jasa perusahaan, serta sektor jasa – jasa. Analisis terakhir yaitu Tipologi Klassen menjelaskan bahwa Kota Bontang merupakan daerah yang maju tapi tertekan karena memiliki rata – rata pendapatan perkapita yang lebih besar daripada Propinsi Kaltim namun pertumbuhannya justru masih di bawah Propins Kaltim.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah timbulnya ketergantungan yang terlalu besar terhadap sektor industri pengolahan di Kota Bontang sehingga kota ini menjadi kota yang maju dan memiliki pendapatan yang tinggi tapi justru tertekan karena sektor – sektor yang lain kurang berkembang dan nilai pendapatan migas yang cenderung stagnan walaupun berada dalam kisaran yang sangat tinggi. Hal itu diperjelas lagi dengan kecilnya sumbangan sektor non Migas terhadap stabilitas perekonomian dan PDRB Kota Bontang.

Saran terhadap penelitian ini adalah perlu kiranya untuk mengembangkan kebijakan – kebijakan yang lebih terbuka dan transparan oleh pemerintah daerah Kota Bontang terhadap potensi perekonomian yang belum sepenuhnya tergali dengan maksimal di masa mendatang karena dikhawatirkan ketersediaan bahan baku minyak dan gas yang cenderung untuk terus menyusut di masa mendatang.

komentar:

Memang benar kota bontang memiliki berbagai macam potensi sumber daya alam yang dapat dikembangkan. namun apakah dari waktu kewaktu potensi itu bisa atau dapat menjadikan sumber pemasukan bagi kota bontang tersebut??? apakah sebalik nya, malah merugikan kota bontang?? Semua memang belum jelas. di sini peran pemerintah sangatlah besar selain itu ikut serta peran masyarakat dalam menentukan perkembangan wilayahnya pun juga dinomor satukan. jadi hubungan antara pemerintah dan masyarakat harus lah selaras dalam mencapai tujuan bersama demi cita-cita perkembangan yang positip tanpa merugikan kedua belah pihak. namun, unsur alam jangan lah dikesampingkan, karena alam merupakan sumber kehidupan dunia, justru itu butuh rencana yang sangat matang dalam pengembangan dalam pemanfaatan sumberdaya yang ada di kota bontang.

Selain itu, pengenalan pada teknologi ke masyarakat juga penting atau dengan kata lain aknowledge technology for human dalam pemanfaatan potensi sumber daya alam yang ada. diharapakan dengan pendekatan teknologi ini mampu menaikkan hasil produksi pada basis non-migas, seperti perikanan, pertanian, perkebunan, dan lain-lain yang tetap memperhatikan faktor lingukungan.